Menamai suatu senyawa bertujuan membedakan senyawa tersebut dengan senyawa lainnya. Ada banyak senyawa, bahkan jumlah berjuta-juta, semua itu membutuhkan nama sendiri-sendiri. Suatu senyawa bahkan bisa disebut berbeda-beda disetiap negara atau wilayah tertentu. Nama ini disebut nama trivial, yakni nama populer yang lebih dikenal untuk menyebut suatu unsur atau senyawa. Misalkan saja BESI adalah nama trivial untuk FERRUM ( Fe ). Atau air untuk Di Hidrogen Monoksida (H2O) . Maka besi dan air, adalah nama Trivial sedangkan Ferrum dan Di Hidrogen Monoksida adalah nama kimia baku yang di atur oleh IUPAC ( International Union Of Pure And Applied Chemistry ).
Tata Nama Senyawa Anorganik
Istilah anorganik merujuk pada senyawa-senyawa yang secara alamiah tidak terdapat / tidak dibuat dalam tubuh makhluk hidup, jadi sebenarnya terdapat bebas di alam. Contoh mudah dalam hal ini adalah Natrium klorida ( NaCl ) atau garam dapur. Sedangkan senyawa organik merujuk pada senyawa-senyawa yang hanya terdapat/ dibuat dalam tubuh makhluk hidup, misalnya protein.
Senyawa anorganik jika dilihat dari jumlah unsur penyusunnya dibedakan menjadi 2 yakni SENYAWA BINER dan SENYAWA POLIATOM. Senyawa biner adalah senyawa yang disusun 2 jenis unsur yang berbeda. Misalnya CO, H2O, NH3. Sedangkan Senyawa Poliatom adalah senyawa yang terdiri atas 3 jenis unsur atau lebih, misalnya H2SO4, Na2SO4.
Aturan Tata Nama Senyawa Anorganik BINER
1. Senyawa biner yang terdiri atas logam dan non logam, rumusnya adalah :
NAMA LOGAM + NAMA NON LOGAM + AKHIRAN -IDA
Istilah anorganik merujuk pada senyawa-senyawa yang secara alamiah tidak terdapat / tidak dibuat dalam tubuh makhluk hidup, jadi sebenarnya terdapat bebas di alam. Contoh mudah dalam hal ini adalah Natrium klorida ( NaCl ) atau garam dapur. Sedangkan senyawa organik merujuk pada senyawa-senyawa yang hanya terdapat/ dibuat dalam tubuh makhluk hidup, misalnya protein.
Senyawa anorganik jika dilihat dari jumlah unsur penyusunnya dibedakan menjadi 2 yakni SENYAWA BINER dan SENYAWA POLIATOM. Senyawa biner adalah senyawa yang disusun 2 jenis unsur yang berbeda. Misalnya CO, H2O, NH3. Sedangkan Senyawa Poliatom adalah senyawa yang terdiri atas 3 jenis unsur atau lebih, misalnya H2SO4, Na2SO4.
Aturan Tata Nama Senyawa Anorganik BINER
1. Senyawa biner yang terdiri atas logam dan non logam, rumusnya adalah :
NAMA LOGAM + NAMA NON LOGAM + AKHIRAN -IDA
Contoh :
NaCl Penamaannya NATRIUM + KHLORIN + IDA Hasilnya Natrium Korida
MgO Penamaanya MAGNESIUN + OKSIGEN + IDA Hasilnya Magnesium Oksida
Li2O Penamaanya LITIUM + OKSIGEN + IDA Hasilnya Litium Oksida
Kesalahan yang seing dibuat siswa:
NaCl ---> Natrium Klorinida ( Salah )
MgS ---> Magnesium Sulfurida ( salah ) , Magnesium Belerangida ( S )
Magnesium Sulfida ( Benar ).
Senyawa Biner Dengan Logam Dengan Biloks lebih Dari Satu
Contoh diatas adalah senyawa biner dengan unsur logam golongan utama ( IA dan IIA ) yang mana hanya
mempunyai bilangan oksidasi lebih dari satu. Jika anda belum mendapat materi tentang bilangan oksidasi, lebih mudahnya bilangan oksidasi logam itu sama dengan muatan ion logam ketika logam tersebut mengion. Contohnya Natrium yang hanya mempunyai bentuk umum ionnya adalah Na+, artinya bilangan oksidasi Na adalah +1. Berbeda dengan besi ( Fe ) yang memiliki 2 jenis ion yakni Fe2+ dan Fe 3+ . Misalnya pada senyawa besi dengan klorin mempunyai 2 bentuk senyawa yakni :
FeCl2 dan FeCl3, jika menggunakan rumus diatas maka keduanya mempunyai nama Besi Klorida. Padahal FeCl2 da FeCl3 adalah dua senyawa yang berbeda dengan sifat-sifat kimia maupun fisika yang berbeda. Maka untuk membedakannya perlu ditambahkan keterangan bilangan oksidasi logam dengan bilangan romawi. Perhatikan contoh berikut:
FeCl2 berasal dari reaksi ion Fe 2+ dan 2 Cl-
Sehingga FeCl2 diberi nama Besi ( II ) Klorida
Dengan cara yang sama FeCl3 diberinama Besi ( III ) Klorida. Jadi ketika anda mau memberi nama senyawa anorganik biner logam + non logam, Perhatikan dulu unsur logamnya, kebanyakan logam-logam unsur transisi ( golongan B ) mempunyai jumlah bilangan oksidasi lebih dari satu, sedangkan golongan utama hanya satu saja.
2. Tata Nama Senyawa Biner Non Logam + Non Logam
Jika senyawa biner anorganik yang terdiri atas non logam dan non logam maka aturan penamaannya secara umum adalah :
NAMA NON LOGAM + NAMA NON LOGAM + AKHIRAN IDA
Yang membedakan dengan biner logam dan non logam, senyawa biner nonlogam + nonlogam, bilangan indeks disebutkan dengan huruf romawi :
1 satu = Mono
2 Dua = Di
3. Tiga = Tri
4. Empat = Tetra
5. Lima = Penta
6. Enam = Heksa
7. Tujuh = Hepta
8. Delapan = Heksa
9. Sembilan = Nona
10 Sepuluh = Deka
Khusus mono jika didepan tidak perlu disebutkan.
Contoh ;
N2O5 = Di Nitrogen Penta Oksida atau Dinitrogen Pentoksida
CO2 = Karbon dioksida bukan Mono karbon Di Oksida ( sebab mono jika didepan tidak perlu disebut)
CO = Karbon Monoksida
Tata Nama Senyawa Anorganik Poliatomik
Senyawa anorganik poliatomik biasanya adalah senyawa ion antara ion logam dengan ion poliatomik. Atau ion poliatomik non logam dengan ion monoatomik non logam : Berikut adalah sebagian nama-nama ion poliatomik yang sering dikenal
MgO Penamaanya MAGNESIUN + OKSIGEN + IDA Hasilnya Magnesium Oksida
Li2O Penamaanya LITIUM + OKSIGEN + IDA Hasilnya Litium Oksida
Kesalahan yang seing dibuat siswa:
NaCl ---> Natrium Klorinida ( Salah )
MgS ---> Magnesium Sulfurida ( salah ) , Magnesium Belerangida ( S )
Magnesium Sulfida ( Benar ).
Senyawa Biner Dengan Logam Dengan Biloks lebih Dari Satu
Contoh diatas adalah senyawa biner dengan unsur logam golongan utama ( IA dan IIA ) yang mana hanya
mempunyai bilangan oksidasi lebih dari satu. Jika anda belum mendapat materi tentang bilangan oksidasi, lebih mudahnya bilangan oksidasi logam itu sama dengan muatan ion logam ketika logam tersebut mengion. Contohnya Natrium yang hanya mempunyai bentuk umum ionnya adalah Na+, artinya bilangan oksidasi Na adalah +1. Berbeda dengan besi ( Fe ) yang memiliki 2 jenis ion yakni Fe2+ dan Fe 3+ . Misalnya pada senyawa besi dengan klorin mempunyai 2 bentuk senyawa yakni :
FeCl2 dan FeCl3, jika menggunakan rumus diatas maka keduanya mempunyai nama Besi Klorida. Padahal FeCl2 da FeCl3 adalah dua senyawa yang berbeda dengan sifat-sifat kimia maupun fisika yang berbeda. Maka untuk membedakannya perlu ditambahkan keterangan bilangan oksidasi logam dengan bilangan romawi. Perhatikan contoh berikut:
FeCl2 berasal dari reaksi ion Fe 2+ dan 2 Cl-
Sehingga FeCl2 diberi nama Besi ( II ) Klorida
Dengan cara yang sama FeCl3 diberinama Besi ( III ) Klorida. Jadi ketika anda mau memberi nama senyawa anorganik biner logam + non logam, Perhatikan dulu unsur logamnya, kebanyakan logam-logam unsur transisi ( golongan B ) mempunyai jumlah bilangan oksidasi lebih dari satu, sedangkan golongan utama hanya satu saja.
2. Tata Nama Senyawa Biner Non Logam + Non Logam
Jika senyawa biner anorganik yang terdiri atas non logam dan non logam maka aturan penamaannya secara umum adalah :
NAMA NON LOGAM + NAMA NON LOGAM + AKHIRAN IDA
Yang membedakan dengan biner logam dan non logam, senyawa biner nonlogam + nonlogam, bilangan indeks disebutkan dengan huruf romawi :
1 satu = Mono
2 Dua = Di
3. Tiga = Tri
4. Empat = Tetra
5. Lima = Penta
6. Enam = Heksa
7. Tujuh = Hepta
8. Delapan = Heksa
9. Sembilan = Nona
10 Sepuluh = Deka
Khusus mono jika didepan tidak perlu disebutkan.
Contoh ;
N2O5 = Di Nitrogen Penta Oksida atau Dinitrogen Pentoksida
CO2 = Karbon dioksida bukan Mono karbon Di Oksida ( sebab mono jika didepan tidak perlu disebut)
CO = Karbon Monoksida
Tata Nama Senyawa Anorganik Poliatomik
Senyawa anorganik poliatomik biasanya adalah senyawa ion antara ion logam dengan ion poliatomik. Atau ion poliatomik non logam dengan ion monoatomik non logam : Berikut adalah sebagian nama-nama ion poliatomik yang sering dikenal
OH- = ion hidroksida ClO- = Hipoklorit
SO42- = sulfat ClO2- = Klorit
SO32- = Sulfit ClO3- = Klorat
NO3- = Nitrat ClO4- = Perklorat
NO2- = Nitrit
CN- = Sianida
HSO4- = Hidrogen Sulfat
Contoh Penamaan
Na2SO4 = Natrium Sulfat
KCN = Kalsium Sianida
NH4Cl = Ammonium Klorida
FeSO4 = Besi ( II ) Sulfat ---->. Karena besi merupakan logam dengan dua jenis bilangan oksidasi