Tuesday, November 15, 2011

Tata Nama Senyawa Anorganik sederhana

Menamai suatu senyawa bertujuan membedakan senyawa tersebut dengan senyawa lainnya. Ada  banyak senyawa, bahkan jumlah berjuta-juta, semua itu membutuhkan nama sendiri-sendiri. Suatu senyawa bahkan bisa disebut berbeda-beda disetiap negara atau wilayah tertentu. Nama ini disebut nama trivial, yakni nama populer yang lebih dikenal untuk menyebut suatu unsur atau senyawa. Misalkan saja BESI adalah nama trivial untuk FERRUM ( Fe ). Atau air untuk Di Hidrogen Monoksida (H2O) . Maka besi dan air, adalah nama Trivial sedangkan Ferrum dan Di Hidrogen Monoksida adalah nama kimia baku yang di atur oleh IUPAC  ( International Union Of Pure  And Applied Chemistry ).

Tata Nama Senyawa Anorganik
Istilah anorganik merujuk pada senyawa-senyawa yang secara alamiah tidak terdapat / tidak dibuat dalam tubuh makhluk hidup, jadi sebenarnya terdapat bebas di alam. Contoh mudah dalam hal ini adalah Natrium klorida ( NaCl ) atau garam dapur. Sedangkan senyawa organik merujuk pada senyawa-senyawa yang hanya terdapat/ dibuat dalam tubuh makhluk hidup, misalnya protein.

Senyawa anorganik jika dilihat dari jumlah unsur penyusunnya dibedakan menjadi 2 yakni SENYAWA BINER dan SENYAWA POLIATOM. Senyawa biner adalah senyawa yang disusun 2 jenis unsur yang berbeda. Misalnya CO, H2O, NH3. Sedangkan Senyawa Poliatom adalah senyawa yang terdiri atas 3 jenis unsur atau lebih, misalnya H2SO4, Na2SO4.

Aturan Tata Nama Senyawa Anorganik BINER

 1. Senyawa biner yang terdiri atas logam dan non logam, rumusnya adalah :

     NAMA LOGAM   +     NAMA NON LOGAM + AKHIRAN -IDA
    
     Contoh :
     NaCl          Penamaannya NATRIUM   + KHLORIN  +   IDA     Hasilnya Natrium Korida 
     MgO          Penamaanya   MAGNESIUN + OKSIGEN +  IDA   Hasilnya Magnesium Oksida
     Li2O          Penamaanya   LITIUM +  OKSIGEN +  IDA             Hasilnya Litium Oksida

     Kesalahan yang seing dibuat siswa:
     NaCl   --->  Natrium Klorinida     (  Salah  )
     MgS   --->   Magnesium Sulfurida  ( salah ) ,  Magnesium Belerangida ( S )
                           Magnesium Sulfida ( Benar ).


     Senyawa Biner Dengan Logam Dengan Biloks lebih Dari Satu

     Contoh diatas adalah senyawa biner dengan unsur logam golongan utama ( IA dan IIA ) yang mana hanya
    mempunyai bilangan oksidasi lebih dari satu. Jika anda belum mendapat materi tentang bilangan oksidasi, lebih mudahnya bilangan oksidasi logam itu sama dengan muatan ion logam ketika logam tersebut mengion. Contohnya Natrium yang hanya mempunyai bentuk umum ionnya adalah Na+, artinya bilangan oksidasi  Na adalah +1. Berbeda dengan besi ( Fe  ) yang memiliki 2 jenis ion yakni Fe2+ dan Fe 3+ . Misalnya pada senyawa besi dengan klorin mempunyai 2 bentuk senyawa yakni :

FeCl2    dan    FeCl3, jika menggunakan rumus diatas maka keduanya mempunyai nama Besi Klorida. Padahal FeCl2 da FeCl3 adalah dua senyawa yang berbeda dengan sifat-sifat kimia maupun fisika yang berbeda. Maka untuk membedakannya perlu ditambahkan keterangan bilangan oksidasi logam dengan bilangan romawi. Perhatikan contoh berikut:

FeCl2 berasal dari reaksi ion  Fe 2+   dan   2 Cl-
Sehingga FeCl2 diberi nama Besi ( II ) Klorida 

Dengan cara yang sama FeCl3 diberinama Besi ( III ) Klorida. Jadi ketika anda mau memberi nama senyawa anorganik biner logam + non logam, Perhatikan dulu unsur logamnya, kebanyakan logam-logam unsur transisi ( golongan B ) mempunyai jumlah bilangan oksidasi lebih dari satu, sedangkan golongan utama hanya satu saja.


2. Tata Nama Senyawa Biner Non Logam + Non Logam

Jika senyawa biner anorganik yang terdiri atas non logam dan non logam maka aturan penamaannya secara umum adalah :

        NAMA NON LOGAM  +  NAMA NON LOGAM  + AKHIRAN IDA

Yang membedakan dengan biner logam dan non logam, senyawa biner nonlogam +  nonlogam, bilangan indeks disebutkan dengan huruf romawi :

1  satu     =  Mono
2  Dua     =  Di
3. Tiga     =  Tri
4. Empat =  Tetra
5. Lima   =  Penta
6. Enam  = Heksa
7. Tujuh  = Hepta
8. Delapan = Heksa
9. Sembilan = Nona
10 Sepuluh =  Deka
Khusus mono jika didepan tidak perlu disebutkan.

Contoh ;

N2O5      = Di Nitrogen Penta Oksida atau Dinitrogen Pentoksida
CO2         = Karbon dioksida bukan Mono karbon Di Oksida ( sebab mono jika didepan tidak perlu disebut)
CO           = Karbon Monoksida




Tata Nama Senyawa Anorganik Poliatomik

Senyawa anorganik poliatomik biasanya adalah senyawa ion antara ion logam dengan ion poliatomik. Atau ion poliatomik non logam dengan ion monoatomik non logam : Berikut adalah sebagian nama-nama ion poliatomik yang sering dikenal



OH-    =  ion hidroksida                                                   ClO-     = Hipoklorit
SO­2- = sulfat                                                                      ClO2-   = Klorit
SO32- =  Sulfit                                                                      ClO3-   = Klorat
NO3-  = Nitrat                                                                     ClO4-   = Perklorat
NO2- = Nitrit
CN-  = Sianida
HSO4- = Hidrogen Sulfat

Contoh Penamaan

Na2SO4      =  Natrium Sulfat
KCN          = Kalsium Sianida
NH4Cl      = Ammonium Klorida
FeSO4      = Besi ( II ) Sulfat   ---->.      Karena besi merupakan logam dengan dua jenis bilangan oksidasi

KOMENTAR FACEBOOK ANDA