Monday, October 31, 2011

LAJU REAKSI

Perkaratan besi adalah suatu contoh reaksi kimia dalam hal ini adalah reaksi redoks, meledaknya petasan juga adalah suatu reaksi kimia. Bila dibandingkan dari segi waktu terjadinya reaksi, peledakan petasan memiliki waktu yang lebih cepat dibandingkan reaksi perkaratan besi. Perkaratan besi bisa memakan waktu berhari-hari bahkan berbulan-bulan dan bertahun-tahun, sedangkan meledaknya petasan hanya memerlukan waktu sekian detik saja. Dari sinilah konsep laju reaksi dalam kimia bisa dibahas. Ya, perkaratan besi dikatakan memiliki laju reaksi lebih lambat dari pada meledaknya petasan.

perkaratan besi kapal contoh reaksi kimia yang berlangsung lambat



KONSEP LAJU REAKSI

Dalam kimia konsep laju reaksi di hubungkan dengan jumlah konsentrasi molar reaktan atau produk.
Laju reaksi adalah : laju berkurangnya konsentrasi molar reaktan per satuan waktu atau laju bertambahnya konsentrasi molar produk persatuan waktu. Perhatikan contoh berikut :

Pada reaksi :
N2(g) + 3 H2(g)    -------->        2 NH3(g)

Laju reaksi ( v )  bisa di maknai :
-     laju penambahan konsentrasi NH3  atau    :
 
-          laju pengurangan konsentrasi  N2 dan H2. atau bisa di tuliskan :
 
Tanda + dan - menunjukkan makna bertambah atau berkurang. Sehingga satuan laju reaksi ( v ) adalah M/det.


FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI

Laju reaksi dipengaruhi beberapa faktor yang berpengaruh secara langsung terhadap jalannya laju reaksi . Faktor faktor ini dapat dimanfaatkan untuk kepentingan industri. Jika dikendalikan suatu reaksi dapat dikendalikan cepat lambatnya laju reaksi sesuai yang di inginkan.
  • Knsentrasi
    Pada umumnya, reaksi akan berlangsung lebih cepat jika konsentrasi pereaksi diperbesar. Zat yang konsentrasinya besar mengandung jumlah partikel yang lebih banyak, sehingga  partikel-partikelnya tersusun lebih rapat dibanding zat yang konsentrasinya rendah. Partikel yang susunannya lebih rapat, akan lebih sering bertumbukan dibanding dengan partikel yang susunannya renggang, sehingga kemungkinan terjadinya reaksi makin besar.
  • Luas Permukaan
   Salah satu syarat agar reaksi dapat berlangsung adalah zat-zat pereaksi harus bercampur atau bersentuhan. Pada campuran pereaksi yang heterogen, reaksi hanya terjadi pada bidang batas campuran. Bidang batas campuran inilah yang dimaksud dengan bidang sentuh. Dengan memperbesar luas bidang sentuh, reaksi akan berlangsung lebih cepat.
  • Temperatur
Setiap partikel selalu bergerak. Dengan menaikkan temperatur, energi gerak atau energi kinetik partikel bertambah, sehingga tumbukan lebih sering terjadi. Dengan frekuensi tumbukan yang semakin besar, maka kemungkinan terjadinya tumbukan efektif yang mampu menghasilkan reaksi juga semakin besar. Suhu atau temperatur ternyata juga memperbesar energi potensial suatu zat. Zat-zat yang energi potensialnya kecil, jika bertumbukan akan sukar menghasilkan tumbukan efektif. Hal ini terjadi karena zat-zat tersebut tidak mampu melampaui energi aktivasi. Dengan menaikkan suhu, maka hal ini akan memperbesar energi potensial, sehingga ketika bertumbukan akan menghasilkan reaksi.
Katalis
Katalis adalah suatu zat yang berfungsi mempercepat terjadinya reaksi, tetapi pada akhir reaksi dapat diperoleh kembali. Fungsi katalis adalah menurunkan energi aktivasi, sehingga jika ke dalam suatu reaksi ditambahkan katalis, maka reaksi akan lebih mudah terjadi. Hal ini disebabkan karena zat-zat yang bereaksi akan lebih mudah melampaui energi aktivasi.

C. Teori Tumbukan

      Reaksi kimia terjadi karena adanya tumbukan yang efektif antara partikel- partikel zat yang bereaksi. Tumbukan efektif adalah tumbukan yang mempunyai energi yang cukup untuk memutuskan ikatan-ikatan pada zat yang bereaksi  (James E. Brady, 1990).
      Contoh tumbukan yang menghasilkan reaksi dan tumbukan yang tidak menghasilkan reaksi antara molekul hidrogen
     (H2) dan molekul iodin (I2), dapat dilihat pada gambar 3.4.
      H2(g) + I2(g)   →  2 HI(g)
Teori Tumbukan
     Sebelum suatu tumbukan terjadi, partikel-partikel memerlukan suatu energi minimum yang dikenal sebagai energi pengaktifan atau energi aktivasi (Ea). Energi pengaktifan atau energi aktivasi adalah energi minimum yang diperlukan untuk berlangsungnya suatu reaksi. Sebagai contoh adalah reaksi antara hidrogen (H2) dengan oksigen (O2) menghasilkan air, dapat dilihat pada gambar 3.5.
energi pengaktifan untuk reaksi pembentukan air

Selanjutnya PENGARUH KONSENTRASI TERHADAP LAJU REAKSI

KOMENTAR FACEBOOK ANDA